Temanggung — Amarah warga Desa Pendowo akhirnya pecah tak terbendung. Sekitar 200 warga mengepung Pabrik Matratama Mitra Polyester (MMP) pada Selasa, 2 Desember 2025, menuntut satu hal yang sangat jelas: pabrik tutup total, tanpa kompromi.
Bangunan yang enam tahun berdiri sebagai gudang itu ternyata disulap menjadi pabrik pengolahan kayu tanpa pemberitahuan kepada warga, bahkan diduga tanpa izin sah. Selama setahun beroperasi, warga menghirup bau kimia, polusi debu, dan kebisingan mesin yang berlangsung hingga larut malam. Lingkungan tercemar, kesehatan warga terancam, dan kesabaran penduduk habis.
“Ini Bukan Gangguan Lagi—Ini Ancaman!”
Korlap aksi, Yamri (50), dengan suara lantang membuka fakta yang selama ini ditutupi.
“Pabrik ini beroperasi tanpa izin resmi. Bau menyengat bikin warga sesak nafas, kepala pusing, banyak anak kecil mulai terganggu kesehatannya. Ini bukan gangguan lagi—ini ancaman!”
Yamri mengungkap warga sudah berusaha baik-baik menemui pihak pabrik. Namun jawaban yang diterima justru pengabaian dan kebisuan.
“Kami komunikasi, tapi tidak ditanggapi. Janji bakal tutup tanggal 29 November pun cuma omong kosong. Kami dipermainkan!” tegasnya.
Hidup Bersebelahan dengan Sumber Racun
Keluhan paling dramatis disampaikan Agung Gianto (41), warga yang rumahnya hanya beberapa meter dari pabrik.
“Bau lem Fox, limbah cairan, debu serbuk, dan suara mesin tiap malam bikin kami seperti tinggal di samping neraka industri.”
Menurut Agung, anak-anak sering terbangun, batuk, dan mengalami sesak napas akibat udara yang sudah tercemar.
“Ini sudah tidak manusiawi. Kalau terus begini, tinggal tunggu siapa yang tumbang duluan,” tandasnya.
Negosiasi Panas: Warga Menang—PABRIK DIKUNCI!
Rapat antara perwakilan warga dan pihak pabrik berjalan alot. Namun tekanan massa yang tak ingin lagi ditipu membuat hasil pertemuan berakhir tegas:
➡️ Pabrik MMP ditutup mulai Selasa, 2 Desember 2025. TANPA TUNDA. TANPA SYARAT.
Warga Pendowo langsung bersorak. Setelah setahun hidup dalam ketidakpastian dan polusi, keputusan ini menjadi pucuk kemenangan perjuangan mereka.
Pemkab Ikut Turun: “Kami Kawal Hingga Tuntas”
Kepala DPMPTSP Temanggung, Dwi Karmei, memastikan pemerintah tidak akan membiarkan kasus ini berlarut.
“Pemkab komit mengawal hasil kesepakatan. Aspirasi warga jelas, dan penyelesaian akan dilakukan sampai tuntas,” ujarnya.
Aksi Ratusan Warga Tetap Kondusif Berkat Polisi
Meski penuh ketegangan, aksi besar warga Pendowo berlangsung aman berkat pengamanan Polres Temanggung. Tidak ada insiden, namun suara warga menggelegar:
“Pabrik ilegal harus angkat kaki dari Pendowo!”
Editor: Bambang GWI


















