Scroll Untuk Lanjut Membaca
Polisi Mulai Serius Tangani Truk Overdimensi: Zero ODOL 2025 Dimulai, Tapi Efektifkah?

Medan – detektifinvestigasigwi.com | Hari Minggu, 1 Juni 2025, bukan hari libur biasa bagi jajaran Satlantas Polrestabes Medan. Mereka memulai gerakan besar: Zero ODOL—singkatan dari Zero Over Dimension and Over Loading. Intinya, ini adalah langkah pemerintah untuk menertibkan truk-truk yang badannya terlalu besar dan muatannya kelewat beban. Tapi apakah ini sekadar kampanye tahunan atau awal dari penegakan aturan yang serius?

Kami mencoba menelisik lebih dalam.

Data, Data, dan Lagi-lagi Data

Menurut AKBP I Made Parwita, melalui pernyataan Kanit Turjawali, Iptu Timor Tarigan, tahap awal program ini tidak langsung gebrak-gebrakan. Fokusnya? Memutakhirkan data kendaraan yang “bermasalah”. Alias, truk dan kendaraan besar yang sudah dimodifikasi seenaknya hingga melebihi batas dimensi standar.

  • “Data intelijen lalu lintas jadi kunci. Kalau datanya akurat, penindakannya nanti bisa tepat sasaran,” ujar Iptu Timor, Rabu (18/6/2025), dalam keteranganny kma kepada tim kami.

Pertanyaannya, sudah sejauh mana sebenarnya data kendaraan ‘nakal’ ini dimiliki polisi? Apakah sudah dipetakan lokasi-lokasi rawan truk ODOL seperti kawasan industri dan pelabuhan? Atau ini baru sekadar kumpulan plat nomor di Excel?

Edukasi atau Basa-Basi?

Selain data, pendekatan yang diambil saat ini masih berupa soft approach: himbauan, penyuluhan, dan edukasi. Memang terdengar humanis dan simpatik, tapi mengingat ini bukan pertama kalinya kampanye ODOL digaungkan, publik bertanya-tanya: seberapa ampuh metode ini?

“Saat ini kami mengedepankan pendekatan persuasif,” ujar Iptu Timor. “Kami berharap pemilik kendaraan bisa normalisasi armadanya, atau tidak mengoperasikannya dulu.”

Terdengar seperti permintaan baik-baik. Tapi apakah pelaku usaha akan rela parkirkan truk mereka demi keselamatan bersama, atau menunggu sampai ada sanksi konkret?

Kekuatan Sosialisasi Ada di Mana?

Fakta di lapangan menunjukkan banyak truk ODOL masih lalu-lalang, terutama di malam hari. Beberapa sopir mengaku belum menerima informasi yang jelas soal Zero ODOL 2025. Ada yang bahkan tidak tahu kalau kampanye ini sudah dimulai.

Artinya, kerja penyuluhan belum menyentuh akar rumput.

Sementara itu, publik menunggu gebrakan nyata. Karena tanpa penindakan tegas, kampanye seperti ini rawan jadi jargon rutin tahunan.

Harapan atau Ilusi?

Iptu Timor memang optimis. Ia menyebut bahwa Zero ODOL bukan sekadar operasi lalu lintas, tetapi gerakan kolektif untuk menciptakan sistem transportasi yang aman dan berkelanjutan.

“Ini bukan hanya soal tilang atau razia. Ini soal masa depan keselamatan lalu lintas nasional,” katanya.

Namun, untuk masyarakat yang setiap hari melihat truk bermuatan semen menjulang melebihi tinggi kontainer, pernyataan ini masih terdengar seperti mimpi panjang yang belum juga dibangunkan.

Akhir Kata

Kampanye Zero ODOL 2025 sudah dimulai. Niatnya baik, jalannya mulus di atas kertas. Tapi tantangan lapangan tak bisa hanya dilawan dengan spanduk dan flyer.

Jika Satlantas benar-benar ingin perubahan, publik menanti satu hal: tindakan nyata. Bukan sekadar kata.

Laporan Investigasi oleh: M. Zulfari Tj
Editor: Tim DetektifInvestigasigwi.com

Reporter: ZULKARNAIN IDRUS