Sampang |detektifinvestigasigwi.com- Dalam rangka memperkuat ikatan ruhani dan mengenang perjuangan para ulama serta wali dalam menyebarkan Islam, Majlis Dzikir dan Sholawat Al-Qosimi dari Dusun Sumber Kuning, Desa Jrengik, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, menggelar ziarah religi ke sejumlah makam keramat di Jawa Timur.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Majlis Al-Qosimi, Sumber Kuning Gelar Ziarah Religi Ke Makam Ulama Dan Wali Di Jawa Timur.

Ziarah dipimpin langsung oleh H. Bahruddin, selaku pimpinan majlis, dan diikuti puluhan jamaah yang dengan khidmat mengikuti rangkaian doa, tahlil, dan pembacaan sholawat di tiap destinasi ziarah.

Rangkaian perjalanan diawali dari Maqbaroh Syaichona Mohammad Cholil bin Abdul Latief di Bangkalan, Madura. Ulama kharismatik yang dikenal sebagai guru dari para wali dan tokoh besar Nahdlatul Ulama ini menjadi pintu pembuka perjalanan ruhani yang penuh makna.

Di kompleks maqbaroh, jamaah melantunkan tahlil, sholawat, dan doa khusus sebagai bentuk penghormatan kepada ulama besar yang berjasa besar dalam pengembangan pesantren di tanah Jawa.

“Sebelum menuju wali songo, kami sowan dulu ke Syaichona Kholil, sebagai guru para ulama dan mursyid agung yang ilmunya sangat luas,” ujar H. Bahruddin.

Setelah dari Bangkalan, rombongan menyeberang ke Pulau Jawa dan menuju Makam Sunan Bonang di Kota Tuban. Sosok wali yang dikenal berdakwah melalui seni dan sastra ini menjadi pemberhentian awal di daratan Jawa.

Para jamaah menggelar dzikir dan doa bersama di kompleks makam yang letaknya tidak jauh dari Masjid Agung Tuban. Suasana haru dan khidmat menyelimuti rombongan saat melantunkan sholawat dan mengenang perjuangan Sunan Bonang dalam menyebarkan Islam secara damai.

Perjalanan dilanjutkan ke Makam Sunan Drajat di Lamongan. Di sini, para jamaah tidak hanya berziarah, tetapi juga menyempatkan diri mengunjungi Museum Sunan Drajat yang menyimpan koleksi peninggalan sejarah dakwah berbasis seni dan kemanusiaan.

Kemudian rombongan menuju Gresik untuk berziarah ke dua makam besar: Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim. Makam Sunan Giri yang berada di atas bukit ditempuh dengan penuh semangat oleh jamaah.

Sedangkan di Makam Maulana Malik Ibrahim, peziarah merenungi keteladanan dalam dakwah yang mengedepankan akhlak dan pemberdayaan masyarakat.

Ziarah religi ini ditutup di Makam Sunan Ampel yang terletak di kawasan Ampel, Surabaya. Suasana religius langsung terasa ketika memasuki kompleks masjid dan makam, yang hingga kini menjadi pusat spiritual warga kota dan peziarah dari berbagai daerah.

Para jamaah Majlis Al-Qosimi menunaikan sholat berjamaah di Masjid Ampel, melanjutkan dengan pembacaan dzikir tahlil dan sholawat di depan makam Sunan Ampel.

Tradisi mengambil air dari sumur tua di area kompleks pun tidak dilewatkan, karena diyakini membawa keberkahan.

“Penutupan di Ampel memberi kesan mendalam. Kami merasa seperti berada di titik spiritual yang menghubungkan semua perjuangan para wali,” ujar salah satu jamaah.

Bagi Majlis Al-Qosimi, ziarah ini bukan hanya tradisi spiritual, tapi juga bentuk nyata pendidikan sejarah, keteladanan akhlak, dan pembinaan ruhani.

Dalam suasana penuh kekeluargaan dan khusyuk, para jamaah merasakan langsung aura perjuangan Islam yang penuh cinta dan kearifan.

“Kami ingin generasi muda semakin cinta pada Islam dan ulama, memahami bahwa dakwah itu lemah lembut, penuh hikmah dan budaya,” tutup H. Bahruddin, yang dikenal sebagai tokoh penggerak dakwah Ahlussunnah wal Jamaah di wilayah Jrengik.

(Red/AMIN J)

Reporter: GWI Aceh Perwakilan GWI Aceh