Serang, 30 Juli 2025detektifinvestigasGWI.com| Lapas Kelas IIA Serang menjadi lokasi pelaksanaan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan 2025 yang digelar oleh Kanwil Ditjenpas Banten, Rabu (30/7). Sebanyak 10 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dari berbagai UPT Pemasyarakatan di Provinsi Banten dilibatkan dalam kegiatan yang diklaim sebagai bagian dari pembinaan kepribadian berbasis kepramukaan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Perkemahan Satya Dharma Bhakti 2025 di Lapas Serang: Pembinaan WBP atau Sekadar Simbolik?

Acara dibuka oleh Kepala Kanwil Ditjenpas Banten, Muhammad Ali Syeh Banna, yang menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan menanamkan nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian kepada narapidana.

“Kami ingin mereka keluar dari sini bukan hanya bebas secara fisik, tetapi juga matang secara mental dan siap menjadi warga negara yang baik,” ujar Muhammad Ali.

Kegiatan meliputi pembekalan kepramukaan oleh Kwarda Banten, latihan baris-berbaris (LKBB) bersama Kodim 0602/Serang, hingga lomba kedisiplinan dan pembinaan spiritual. Para peserta dipandu langsung oleh petugas pemasyarakatan dan pembina pramuka.

Namun, di balik semaraknya kegiatan, muncul pertanyaan krusial: apakah program ini benar-benar efektif dan berkelanjutan, atau hanya tampak apik di permukaan? Sejumlah pengamat pemasyarakatan menilai banyak program pembinaan berhenti pada seremoni tanpa ada pemantauan pasca pembebasan.

Kabid Pembinaan Kanwil Ditjenpas Banten, selaku ketua panitia, menyatakan kegiatan ini bukan sekadar acara tahunan.

“Kami serius. Ini adalah bagian dari strategi pemasyarakatan untuk menyiapkan WBP kembali ke tengah masyarakat dengan lebih baik,” katanya.

Meski begitu, DetektifInvestigasiGWI.com mencatat bahwa keberhasilan pembinaan tak cukup dinilai dari serangkaian acara. Transparansi, konsistensi, serta pendampingan pasca-bebas menjadi indikator utama keberhasilan reintegrasi sosial narapidana. (SB)

Apakah ini langkah maju atau hanya pencitraan? Waktu dan data akan menjawab.


DetektifInvestigasiGWI.comMembongkar Fakta, Mengawasi Sistem, dan Mengabarkan Kebenaran.

Reporter: ZULKARNAIN IDRUS