
Jakarta |detektifinvestigasigwi.com- Keputusan Presiden Prabowo Subianto, yang menetapkan empat pulau yang belakangan menjadi polemik antara aceh dan sumatera utara. Tetap berada di dalam wilayah provinsi aceh, mendapat apresiasi dari Anggota DPD-RI “AA LaNyalla Mahmud Mattalitti”. “LaNyalla”, juga meminta para pembantu presiden. Untuk mengambil pelajaran sebelum meluncurkan kebijakan publik, agar indonesia tidak gaduh.
Mengingat beban yang ditanggung Presiden Prabowo, sangat besar dalam menghadapi situasi yang tidak menentu ini. Dalam perspektif geopolitik regional mau pun internasional saat ini, “saya sebagai wakil daerah. Berharap para pembantu presiden mengambil hikmah, dan mempelajari posisi dan cara berfikir presiden. Yang komprehensif, terhadap persoalan yang terjadi di daerah. Dengan melihat latar sejarah, dan mengedepankan pentingnya persatuan dalam bingkai negara kesatuan republik indonesia”. Tukaanya, “LaNyalla” rabu 18/6/2025 di jakarta.
Dikatakan kembali, “LaNyalla” di tengah situasi global itu. Yang tidak menentu, indonesia punya pekerjaan besar. Yang membutuhkan persatuan dan kesatuan rakyat, membutuhkan tekad bulat. Dan dukungan seluruh lapisan masyarakat, tanpa kecuali kepada pemerintah. Karena itu, pemerintah harus bekerja total. Untuk merajut dan membuka ruang persatuan, dan kesatuan rakyat.
“Hakikat dari kita menjalankan dan menerapkan pancasila itu, adalah kita menghayati sila demi sila yang ada di Pancasila. Sila ketiga itu, persatuan indonesia. Adalah wujud dari nasionalisme, sehingga semua kebijakan harus sejalan dengan nasionalisme. Sedangkan sila ke empat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam permusyawaratan perwakilan, adalah prinsip dari demokrasi. Bahwa setiap orang tetap harus di ikut sertakan, dan didengar dalam setiap pembuatan kebijakan”. Urainya, ketua DPD-RI ke-5 itu.
Seperti diketahui, polemik status empat pulau itu. Terjadi menyusul penjelasan menteri dalam negeri tito karnavian, yang menyatakan empat pulau di kawasan aceh singkil. Masuk ke dalam wilayah kabupaten tapanuli tengah provinsi sumatera utara, ke empat pulau tersebut. Adalah pulau mangkir gadang, pulau mangkir ketek. Pulau lipan, dan pulau panjang.
Hal itu, menyusul terbitnya keputusan menteri dalam negeri (kep-mendagri). Nomor 300.2.2-2138/2025, tentang pemberian dan pemutakhiran kode. Data wilayah administrasi pemerintahan, dan pulau. Kep-mendagri tersebut, sontak mendapat penolakan dari masyarakat aceh. Bahkan gubernur aceh, tegas menolak menyerahkan empat pulau tersebut ke provinsi sumatera utara.
Atas polemik tersebut, Presiden Prabowo Subianto. Langsung mengambil alih penyelesaian, untuk mengakhiri polemik dengan memimpin rapat melalui video conference pada selasa 17/6/2025. Yang di ikuti gubernur sumatera utara “Bobby Nasution” dan gubernur aceh “Muzakir Manaf”, menteri dalam negeri. “Tito Karnavian”, dan menteri sekretaris negara “Prasetyo Hadi” serta wakil ketua DPR-RI “Sufmi Dasco Ahmad”.
Dalam rapat tersebut, Prabowo memutuskan bahwa empat pulau tersebut. Berada di wilayah teritorial aceh, keputusan itu. Didasarkan pada dokumen lama, keputusan menteri dalam negeri. Yang menegaskan, kenempat pulau tersebut. Berada dalam wilayah aceh, “LaNyalla” juga memberi apresiasi kepada koleganya. Para anggota DPD-RI dan DPR-RI, dari daerah pemilihan aceh. Yang mendukung dan memperjuangkan suara masyarakat aceh dalam persoalan ini.
(Pasukan Ghoib/Grop Red/Sumber : Biro PERS Dan Informasi “LANYALLA”
Reporter:
GWI Aceh Perwakilan GWI Aceh