LANGKAT | detektifinvestigasigwi.com – Mafia narkoba kembali menunjukkan taringnya. Kali ini, jalur laut kembali dimanfaatkan sebagai pintu gelap peredaran barang haram. Namun aksi para penyelundup berhasil dipatahkan jajaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Utara. Sebuah kapal yang mengangkut 190 kilogram sabu digulung aparat saat melintas di perairan Langkat, Senin, 30 Juni 2025.
Operasi yang dilakukan secara senyap ini menjadi tamparan keras bagi sindikat narkotika internasional yang menjadikan perairan Indonesia sebagai jalur empuk. Barang bukti sabu ditemukan tersusun rapi di lambung bawah kapal, lokasi yang kerap dijadikan tempat persembunyian untuk mengelabui aparat.
“Ini bukan penyelundupan biasa. Ini kerja jaringan terorganisir. Modusnya rapi, namun kita lebih siap,” tegas Dirresnarkoba Polda Sumut Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak kepada detektifinvestigasigwi.com.
Pihak kepolisian meyakini kapal tersebut merupakan bagian dari sindikat besar yang sudah lama bermain di jalur laut. Kuat dugaan, barang haram tersebut berasal dari luar negeri, dengan tujuan utama wilayah Sumatera sebagai pintu edar.
“Jangan pernah menganggap remeh jalur laut. Kami pastikan tak ada tempat aman bagi penyelundup,” tegas Calvijn lagi.
Saat ini seluruh awak kapal telah digelandang ke Mapolda Sumut untuk diinterogasi secara intensif. Polisi juga tengah memburu aktor intelektual di balik operasi pengiriman sabu dalam jumlah fantastis ini. Informasi awal menyebutkan, jaringan ini diduga kuat memiliki kaki-tangan di wilayah darat Sumatera.
Temuan ini menambah daftar kelam betapa seriusnya ancaman narkoba yang masuk melalui laut. Fakta ini memperlihatkan bahwa jalur perairan masih menjadi jalur favorit mafia internasional karena minim pengawasan dan celah hukum.
Polda Sumut berkomitmen membongkar jaringan ini sampai ke akar. Mereka mengajak masyarakat untuk tidak takut melaporkan aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan narkotika.
“Satu pelaku bisa tumbang, tapi jaringan belum tentu mati. Maka kami akan kejar sampai ke titik darah penghabisan,” pungkas Calvijn dengan nada tegas. (ZoelIdrus)