Banten |detektifinvestigasigwi.com- Ironisnya, sangat menyedihkan terjadi di SDN Margasana 1, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Ratusan porsi makanan spageti yang disajikan sebagai bekal bergizi (MBG) untuk siswa justru berakhir mubazir di tempat sampah. Alasan utama? Siswa kompak menolak menyantapnya karena rasanya yang dianggap tidak enak.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Para Siswa SDN Margasana 1, Buang Makanan MBG, Disinyalir Tidak Enak.

Kejadian ini menjadi sorotan nasional karena menyangkut program pemerintah yang seharusnya mendukung gizi anak sekolah. Menurut sumber, menu spageti yang disediakan oleh pihak dapur tidak sesuai selera siswa, yang mayoritas berasal dari latar belakang sederhana dan lebih familiar dengan makanan tradisional Indonesia. “Anak-anak bilang enaknya kayak mie instan yang lembek, tapi ini aneh rasanya,” ujar YT.

Lebih ironis lagi, meskipun keluhan ini sudah disampaikan melalui pendamping/Pengawas dari unsur muspika  agar  pihak dapur yang bertanggung jawab atas penyediaan MBG tidak menunjukkan itikad untuk merubah menu.

Kami sudah usulkan agar diganti dengan nasi atau lauk yang lebih disukai anak-anak, tapi jawabannya selalu ‘sudah sesuai standar’. Akhirnya, makanan ini terbuang percuma,”  tambah .

Program MBG, yang diluncurkan Kementerian Pendidikan untuk memastikan siswa mendapatkan asupan gizi seimbang, kini dipertanyakan efektivitasnya. Di tingkat nasional, kasus serupa pernah terjadi di beberapa daerah, tetapi kasus di Pandeglang ini menonjol karena skala pembuangan yang masif. Ratusan porsi yang terbuang tidak hanya merugikan anggaran negara, tapi juga potensi kesehatan anak-anak yang seharusnya terpenuhi.

(Red)

Reporter: GWI Aceh Perwakilan GWI Aceh