
Batam |detektifinvestigasigwi.com- Berita viral, seorang asisten rumah tangga (ART). Bernama “intan”, asal nusa tenggara timur (NTT), dugaan menjadi korban penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi selama bekerja di rumah majikannya. Tepatnya, di kawasan elite suka jadi kota batam. Tak hanya menerima kekerasan fisik, bersama “intan” itu. Juga dipaksa memakan kotoran anjing, dan meminum air dari septic tank.
Kasus ini juga, mencuat setelah bernama “intan” itu. Meminta pertolongan dari tetangganya, untuk menghubungi keluarganya di kampung halaman. Saat ini, korban tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit (RS). Elisabet batam, akibat luka-luka yang dideritanya.
“Dia masih sangat muda, usianya sekitar kurang lebih dua puluh tahunan. Bernama “intan” tersebut, sudah bekerja sekitar setahun. Di rumah tersebut, tanpa melalui penyalur resmi. Dia masuk lewat pamannya”, ungkapnya dari pihak pemerhati kemanusiaan “RD” chrisanctus paschalis saturnus esong. Atau di sapa akrabnya, Romo Paschal. Saat di hubungi, senin 23/6/2025.
“Romo Paschal” menjelaskan, selama bekerja. Bernama “intan” itu, dia menjalani tugas seperti “ART” pada umumnya. Namun, iya di paksa bekerja dalam tekanan dan kerap di hukum secara tidak masuk akal oleh majikannya tersebut. “Rosalina”, hanya karena kesalahan kecil.
“Mengepel salah, menyapu salah. Kalau ada air jatuh, sedikit pun di marahi. Dia di panggil dengan kata-kata binatang, seperti ‘anjing’. ‘Babi’, dan bahkan ‘lonte’, tidak pernah di panggil namanya” jelas Romo itu.
Lebih jauh, “Romo Paschal”. Mengungkapkan, kekerasan yang di alami bernama “intan”. Telah berlangsung lama, dan semakin memburuk dalam dua bulan terakhir. Bahkan, sang majikan juga melibatkan sepupu “intan”. Bernama “anggraini”, untuk ikut menyiksanya.
“Karena di tekan, sepupunya ikut menyiksa bernama “intan” itu. “Intan” di perlakukan, di injak. Di pukul dengan sapu, di seret ke kamar mandi. Disuruh makan kotoran anjing, dan minum air septic tank. Dan itu benar-benar dilakukan,” katanya.
Parahnya lagi, bernama “Intan” tersebut. Juga harus menanggung beban keuangan rumah tangga majikannya, jika ada kenaikan tarif listrik atau hewan peliharaan majikannya sakit, “intan” pun yang diminta membayarkan nya.
“Kalau listrik naik, gaji. Dia dipotong, kalau beras habis. Dia di salahkan, bahkan juga. Anjing sakit pun, dia yang harus bawa ke dokter dan bayar biayanya. Ini sudah seperti perbudakan”, tegasnya “Romo Paschal” tersebut.
“Intan”, yang tak tahan dengan penyiksaan itu. Akhirnya meminta bantuan tetangga, iya meminjam ponsel untuk mengirimkan foto kondisi tubuhnya ke keluarganya di kampung. Kasus ini, kemudian viral dan mendapat perhatian publik.
Saat ini, “Intan” tengah menjalani serangkaian pemeriksaan medis. Hasil awal menunjukkan adanya luka memar berat, kemungkinan cedera dalam. Serta kekurangan gizi, akibat perlakuan buruk majikannya.
“Dia sedang di rawat, sudah CT scan dan rontgen. Hari ini, di jadwalkan USG karena ada keluhan di perut. Juga sudah di transfusi darah, karena anemia. Dia di siksa pakai tangan, dan juga benda tumpul seperti. Obeng dan sapu,” jelas “Romo Paschal itu kembali.
Keluarga “Intan”, telah melaporkan kasus ini ke polresta barelang. Mereka mendesak, agar pelaku segera di tangkap dan diproses secara hukum.
Kasat reskrim polresta barelang, AKP Debby Andrestian. Membenarkan adanya laporan penganiayaan tersebut, “laporan sudah kami terima. Saat ini, penyidik sedang melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi”. Ujar, AKP Debby.
Publik menanti langkah tegas aparat penegak hukum, dalam memastikan pelaku kekerasan tidak lolos dari jerat
keadilan.
(Jihandak Belang/Team GWI Grop Whatsapp DPP, DPD. DPC Se-Indonesia)
Mahasiswa Gerduk Polda Sumut Minta Copot Kapolres Madina
4 Februari 2025

Reporter:
GWI Aceh Perwakilan GWI Aceh