Wakil Bupati Langkat ini kini tengah berada di bawah sorotan tajam. Bukan karena prestasi, tapi karena dugaan serius penggunaan ijazah palsu—sebuah skandal yang bisa mengguncang fondasi kepercayaan publik terhadap pemerintahan di Kabupaten Langkat.
Penyelidikan awal dilakukan oleh JeJak (Jelajah Jaringan Korupsi) Sumut, yang menemukan anomali mencolok dalam dokumen dan gelar akademik yang digunakan Tiorita. Koordinator JeJak, Chairul Hamdi, bertindak layaknya detektif sipil—menyelidiki, menyisir, dan membongkar—hingga terkuak bahwa ada sesuatu yang tidak wajar dan tidak jujur.
“Ada ketidakkonsistenan. Ada yang tidak cocok. Dan saya yakin, ini bukan sekadar salah ketik,” tegas Chairul, mantap.
2016: Tiorita menjabat sebagai Kepala Puskesmas Kuala. Gelar yang digunakan: SKM MM (Sarjana Kesehatan Masyarakat, Magister Manajemen).
2024: Tiba-tiba, ia tampil sebagai politisi dengan gelar SH (Sarjana Hukum), baik saat mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Sumut maupun ketika kembali menjabat sebagai Wakil Bupati Langkat.
Pertanyaannya: dari mana datangnya semua gelar itu?
Chairul menelusuri Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti)—sumber resmi pendidikan tinggi di Indonesia. Hasilnya?
“Tidak ada jejak pendidikan kesehatan. Tidak ada SKM. Tidak ada bukti ia pernah kuliah di jurusan itu.”
Yang ditemukan hanya tiga nama:
Tiorita – Ilmu Hukum, Universitas Amir Hamzah
Tiorita – Ilmu Hukum, STIH Graha Kirana
Tiorita – Manajemen, STIE ISM
SKM? Hilang. Tak terdaftar. Tak bisa dibuktikan.
💣 DUGAAN PEMALSUAN IJAZAH = KEJAHATAN NEGARA
Jika benar ijazah SKM yang digunakan adalah palsu, maka ini adalah bentuk pemalsuan dokumen negara, bukan sekadar pelanggaran etika birokrasi.
“Uang negara telah mengalir berdasarkan data yang tidak sah. Itu jelas kerugian negara. Itu jelas kejahatan.” ujar Chairul.
Dan ini bukan hanya soal satu pejabat. Ini soal budaya manipulatif yang sudah mengakar. Ini soal bagaimana kekuasaan bisa memalsukan legalitas untuk terus bertahan dan menikmati fasilitas negara.
🏛️ SIAPA YANG MELINDUNGI?
Tiorita bukan orang sembarangan. Ia adalah Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Langkat. Ia juga istri dari Terbit Rencana Peranginangin, mantan Bupati Langkat yang kini mendekam karena kasus korupsi.
Keluarga ini seakan tak tersentuh. Mereka jatuh, tapi tetap berdiri. Mereka tersandung, tapi tak pernah benar-benar tumbang.
“Langkat bukan lagi daerah. Ia jadi papan catur kekuasaan keluarga. Kini, rakyat hanya penonton.”
⚖️ APA YANG HARUS DILAKUKAN?
DetektifInvestigasiGWI.com menuntut:
Penegak hukum segera turun tangan. Ini bukan isu politik, ini dugaan kejahatan administratif dan pidana.
Audit gelar dan keabsahan semua pejabat publik. Siapa lagi yang menyelundupkan gelar?
Buka ke publik. Transparansi atau tumbang.
“Satu gelar palsu bisa menghancurkan satu sistem. Dan jika kita membiarkannya, maka kita adalah bagian dari kejahatan itu.”
Kami akan terus mengikuti kasus ini. Karena ketika kebenaran dikubur, maka keadilan ikut terkubur bersama kita.
