LANGKAT – detektifinvestigasigwi.com |Di balik hamparan kebun sawit dan tenangnya malam Langkat, ada perang diam-diam yang tak kasat mata. Perang yang bukan lagi tentang nyawa, tapi masa depan. Di bulan Mei 2025, medan tempurnya semakin nyata: 32 kasus narkoba diungkap, 42 tersangka ditangkap, dan barang haram bernilai jutaan rupiah disita—61,02 gram sabu, 20 butir ekstasi, dan 2,2 kilogram ganja.
Tapi ini bukan sekadar angka. Ini adalah retakan besar di jaringan gelap yang selama ini menyaru dalam keseharian. Polres Langkat, di bawah komando AKBP David Triyo Prasojo, menunjukkan bahwa mereka tak lagi sekadar pasang baliho dan bicara retorika. Mereka menggigit. Keras.
“Kami tidak main-main. Ini bukan pencitraan. Ini komitmen nyata membersihkan Langkat dari racun narkotika,” kata Kapolres David, suara lantang terdengar dari balik sambungan telepon, Kamis (5/6/2025).
Namun, investigasi kami menemukan bahwa apa yang terlihat di permukaan hanya serpihan dari gunung es raksasa. Dari 42 pelaku yang ditangkap, mayoritas hanyalah pemain kelas bawah—kurir, pengguna, dan pengecer kecil. Pertanyaannya: di mana bandarnya? Siapa yang mengatur distribusi? Siapa yang melindungi mereka?
One King Golden: Klub Malam atau Markas Operasi?
Sinyal paling mencolok datang dari penggerebekan mendadak di tempat hiburan malam One King Golden—sebuah lokasi elite di tengah Langkat yang selama ini disebut-sebut “tak tersentuh.” Informasi eksklusif yang diperoleh tim investigasi menyebutkan bahwa klub ini telah lama jadi titik temu aktor-aktor dalam jaringan narkotika. Transaksi berjalan halus, disamarkan di balik dentuman musik dan kilau lampu pesta.
“Kami bertindak berdasarkan data, bukan bisik-bisik warung kopi. Setiap penggerebekan kami rancang berdasarkan pola pergerakan yang kami pantau berbulan-bulan,” tambah Kapolres David.
Namun sumber internal yang meminta identitasnya dirahasiakan mengungkap hal mencengangkan: ada dugaan keterlibatan aparat dan figur lokal dalam memberikan “perlindungan diam-diam” terhadap lokasi tersebut. Hal ini kini tengah didalami oleh tim khusus.
Lebih Dalam dari Sekadar Penangkapan
Langkah Polres Langkat kali ini mengejutkan, tapi belum cukup. Para pion ditangkap, namun sistem tetap hidup. Sejumlah aktivis antinarkoba dan mantan pengguna yang kini menjadi relawan rehabilitasi menyatakan bahwa akar persoalan ada pada “penguasa bayangan” yang selama ini menjadikan Langkat sebagai lintasan aman.
Polisi telah menjanjikan bahwa penyelidikan belum usai. “Kami tidak akan berhenti di permukaan. Kami gali sampai ke akar,” tegas David. Tapi publik menuntut lebih dari sekadar janji: transparansi, ketegasan terhadap pelindung internal, dan pemetaan ulang titik-titik rawan.
Pesan dari Langkat: Tak Ada Tempat Aman Lagi
Jika perang ini serius, maka ini baru bab awal dari konfrontasi panjang antara hukum dan kekuasaan gelap. Polres Langkat kini menghadapi bukan hanya pengedar, tapi sistem yang memberi mereka oksigen. Dan di medan itu, hanya ada satu pesan yang bisa menyelamatkan generasi mendatang: tak ada tempat aman bagi pengedar, maupun pelindung mereka.
Investigasi berlanjut. Nama-nama akan muncul. Dan Langkat—akhirnya—dipaksa melihat wajah kotornya sendiri.