Tangerang – detektifinvestigasigwi.com ll Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kampung Bayur Sisi Cisadane Barat di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten menjadi sorotan setelah ditemukan pekerjaan beton lapis bawah atau beton nol (lantai kerja) yang dilakukan tanpa bekisting terpisah, dan hanya mengandalkan bekisting beton utama.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Proyek Pembangunan Jembatan Di Bayur Bekisting Benol Tidak Dipasang, Pengawas Klaim Ukuran Tetap Sesuai Standar

 

Dalam pantauan di lokasi, menunjukkan pekerjaan benol setebal 5 cm digelar langsung di dalam bekisting beton utama, tanpa ada pembatas khusus yang memastikan ketebalan beton nol benar-benar terukur sesuai gambar kerja.

 

‎Melihat hal itu, saat dikonfirmasi, Usman, pengawas lapangan dari dinas terkait, menyampaikan bahwa pekerjaan beton nol tetap memenuhi standar meski tanpa bekisting khusus.

‎ “Meski tidak menggunakan bekisting terpisah khusus beton nol, ketebalannya di jamin tetap sesuai. Sudah kami margin, sudah ditandai dengan colokan, dan kami ukur pakai benang,” ujar Usman. Kamis (11/12/2025)

‎Ia juga menyebut alasan pekerjaan dilakukan tanpa bekisting terpisah untuk menghemat waktu karena situasi mendesak.

 

Ini kan hanya lantai kerja beton, Ukurannya sudah kita setting pas mentok beton, Karena waktu mendesak, biar nanti tidak perlu di copot lagi saat beton nol sudah selesai ,” tambahnya.

‎Namun penjelasan dari pengawas tersebut menuai tanda tanya, sebab beton nol merupakan struktur dasar yang menentukan kualitas beton utama di atasnya. Ketiadaan bekisting khusus rawan menyebabkan ketebalan beton nol tidak merata dan sulit diverifikasi secara teknis.

‎Menanggapi temuan tersebut, Aktivis Pantura, Jay, menilai tidak adanya bekisting beton nol merupakan indikasi lemahnya pengawasan konstruksi.

‎ “ beton nol itu bagian penting lantai kerja beton, Tanpa bekisting khusus, ketebalannya rentan tidak sesuai. Alasan ‘waktu mendesak’ itu tidak bisa dijadikan pembenaran untuk mengabaikan SOP konstruksi,” tegas Jay.

‎Ia menambahkan bahwa proyek bernilai miliaran rupiah seharusnya dikerjakan lebih teliti, bukan justru membuka celah teknis yang dapat mempengaruhi mutu bangunan.

‎ “ Anggaran proyek besar,Dan ini bukan proyek darurat. Semua harus presisi dan akurat, Kalau dari awal beton nol saja dikerjakan longgar, bagaimana publik bisa yakin kualitas jembatannya ?” ujar Jay.

‎Proyek jembatan tersebut di kerjakan oleh CV. TRISULA UTAMA dengan menyerap anggaran Rp 4,07 Miliar Sumber dana APBD Kota Tangerang, tahun anggaran 2025, Dan tempo pelaksanaan 65 hari,

‎Pembangunan jembatan adalah proyek jangka panjang yang harus berdiri puluhan tahun,Dan infrastruktur yang kuat hanya lahir dari proses kerja yang benar, Bukan dari ketergesaan, Dan pembangunan jembatan juga bukan sekadar pembangunan pisik, melainkan ia hadir agar dapat memberikan manfaat untuk kemaslahatan orang banyak.Jelasnya”(Rom)

Reporter: By ENI